Poster diskusi MAP Corner Klub MKP UGM – Perempuan dan Relasi Kelas dalam Kapitalisme
Setiap 8 Maret, masyarakat dunia memperingatinya sebagai International Women’s Day (IWD). Peringatan ini menjadi simbol pergerakan perempuan dalam meraih emansipasi. IWD merupakan produk perjuangan perempuan dalam ranah domestik, kehidupan politik, dan dalam proses produksi. Melalui IWD, marginalisasi terhadap perempuan yang dinilai sebagai produk kebudayaan yang taken for granted ditentang untuk mencapai kesetaraan.
Pada dekade ini, gerakan perempuan mulai menjamur walaupun masih terfragmentasi. Begitupula dengan yang terjadi di Indonesia. Jika kita merujuk ada relasi kelas dalam kapitalisme, perempuan bukan sebagai subyek politik yang tunggal. Mereka terbagi dalam kelas-kelas sosial yang memiliki kepentingan berbeda. Tidak salah jika ada gerakan perempuan yang hanya berbicara tentang kesetaraan politik tapi mengabaikan kesetaraan dalam bidang ekonomi. Atau gerakan perempuan yang berdiri di atas angin dan tidak berpijak pada kesusahan hidup para buruh perempuan di pabrik-pabrik atau di ladang pertanian.
Apakah perempuan sama-sama termarjinalkan dalam budaya patriarki dan kapitalisme? Bagaimana marginalisasi perempuan berlangsung dalam kapitalisme? Apa imlikasinya? Apakah gerakan perempuan kontemporer berpijak pada analisa kelas sosial atau hanya gerakan sosial baru?