Tentang

MAP Corner-Klub MKP UGM adalah klub diskusi yang digawangi oleh orang-orang muda dari MAP (Magister Administrasi Publik) & MKP (Manajemen & Kebijakan Publik) Universitas Gadjah Mada. MAP Corner-Klub MKP ini mulai terbentuk pada 14 Juni 2011, dengan idealisme untuk membangun budaya berpikir kritis di kampus kerakyatan UGM. Dengan filosofi “Diskusi, Pahami, Aksi”, MAP Corner-Klub MKP berupaya menentang arus pemikiran intelektual menara gading dan budaya banalitas intelektual yang tengah menghegemoni kampus-kampus di Indonesia. Kami berharap dapat menjadi oase ditengah sengkarut ekonomi politik Indonesia.

Filosofi “Diskusi, Pahami, Aksi” menempatkan MAP Corner-Klub MKP pada posisi yang berseberangan dengan logika neo-kantian dan positifistik. Suatu logika yang cenderung hanya asik sekedar menjelaskan (erklaeren) dan memahami/menafsirkan (verstehen). Suatu idiologi yang tidak berbuat apapun terhadap subject matter yang diteliti, kecuali harus menjaga sikap “objektivitas ilmiah” yang dingin dan kaku (Nugroho, 2012). Keadaan itu menempatkan adanya kemandegan intelektual atau yang oleh Karl Marx disebut sebagai kemandegan filsafat, karena mereka hanya berkutat dengan pertanyaan apa/mengapa (ontologi) dan bagaimana (epistomologi) tanpa berbuat apapun terhadap subjek yang diteliti.

“Para ahli filsafat hanya telah menafsirkan dunia, dengan berbagai cara; padahal yang terpenting ialah mengubahnya” (Karl Marx, Tesis-Tesis tentang Feuerbach)

Pemaparan di atas tidak lantas menekankan pada pentingnya aksi perubahan dengan mengesampingkan pemahaman dan pengetahuan. Hal yang terakhir disebut juga sangat penting. Itu karena perubahan selalu dimulai dalam aras pergulatan wacana, diskursus, dan pengetahuan. Salah satu cara untuk menemukannya adalah dengan berdiskusi.

MAP Corner-Klub MKP telah menggelar lebih dari 200 diskusi selama hampir enam tahun terakhir. Sebagai epistemic community, MAP Corner-Klub MKP menggunakan mazhab pendidikan kritis sebagai pedomannya. Mazhab ini menitik beratkan pada keadilan dan kesetaraan. Sehingga diskusi-diskusi yang kami gelar selalu berpijak pada perspektif masyarakat kelas bawah dan masyarakat yang rentan. Melalui mazhab pendidikan kritis kami juga berupaya melakukan dua hal:

  1. Mampu mendemistifikasi kepentingan idiologis yang menyelimuti realitas.
  2. Mampu menyingkap fenomena-fenomena tersembunyi atau melampaui asumsi-asumsi

Oleh karena itu tema-tema diskusi yang kami angkat tidak hanya tema yang sedang hangat di media massa, namun juga tema-tema yang sensitif atau yang dianggap tabu oleh masyarakat. Seperti persoalan yang terkait dengan kepentingan penguasa atau persoalan yang terkait dengan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) di negeri ini. Dengan keberanian itu, membuat diskusi-diskusi MAP Corner-Klub MKP dibanjiri anak-anak muda, mahasiswa, aktivis, dosen, dan rakyat yang haus akan ilmu pengetahuan.