Poster – persekusi rohingya bisnis militer dan geopolitik myanmar – 12 september 2017
Orang-orang Rohingya kembali menghadapi persekusi bersenjata dari militer bersama dengan masyarakat sipil Myanmar. Diskriminasi dan intimidasi secara sistematis telah sejak lama dialami oleh etnis Rohingya yang mayoritas memeluk agama Islam ini. Akibat persekusi yang terjadi belakangan ini, mengakibatkan 370 orang Rohingya terbunuh dan 38.000 lainya mengungsi ke negara Bangladesh.
Pemerintahan Myanmar saat ini dipimpin oleh National League for Democracy (NLD) dengan menempatkan Aung San Suu Kyi sebagai State Counsellor (setara dengan Perdana Menteri) cenderung mendukung persekusi terhadap orang-orang Rohingya. Pemerintahan sipil yang berhasil menang mutlak pada Pemilu di tahun 2015 pada kenyataannya menjalankan kebijakan yang sama dengan pemerintahan militer yang diskriminatif dan koersif terhadap orang-orang Rohingya. Institusi kawasan seperti ASEAN dan PBB seolah tinggal diam menyaksikan kekerasan sistematis tersebut dan belum menjalankan langkah intervensi secara nyata.
Bagaimana sejarah persekusi etnis Rohingya di Myanmar? apa yang membuat etnis Rohingya dijadikan sebagai musuh bersama di Myanmar? apakah persekusi tersebut dilatarbelakangi masalah agama etnis Rohingya yang Muslim dan minoritas? bagaimana analisa geopolitik menganalisis konflik di Rohingya ini? bagaimana peran militer Myanmar dan Aung San Suu Kyi dalam persekusi ini? Sejauh mana peran ASEAN dalam upaya menyelesaikan konflik Rohingya?