Poster – Ekonomi Politik dan Perkembangan Ilmu Sosial di Indonesia – 20 Februari 2018
Analisis ekonomi yang apolitis kini tengah menguasai ruang-ruang kampus dan meja-meja pengambilan keputusan. Para ekonom seringkali bergelut dengan data dan statistik, tapi mengabaikan fakta bahwa setiap kegiatan ekonomi hampir selalu berhubungan dengan politik. Mengandalkan analisis ekonomi saja akan mengabaikan bagaimana politik turut membentuk struktur ekonomi dan mengekslusi gagasan tentang keadilan serta keberpihakan pada kelompok rentan. Sebaliknya, ilmu politik arus-utama cenderung mengingkari bahwa dalam kontestasi politik bersemayam nalar ekonomi yang mendikte keputusan politik.
Pertentangan analisis seperti demikian tidak lepas dari ilmu ekonomi dan ilmu sosial(-politik) yang semakin terkotak-kotak dewasa ini. Pemisahan bermula ketika budaya positivisme mulai menegaskan posisinya dalam ilmu sosial. Ekonom neoklasik seperti Alfred Marshall atau Carl Menger terobsesi untuk membentuk ilmu ekonomi sebagai hard science/ilmu eksak. Seperti ilmu eksak, ekonomi diarahkan agar dapat memberi manfaat praktis bagi manusia lewat “prediksi-prediksi akurat”nya. Demi tercapainya prediksi akurat, ilmu ekonomi disterilkan dari proses politik yang jauh lebih kompleks di masyarakat dan berimplikasi pada terpisahnya ilmu ekonomi dan ilmu politik.
Padahal, ekonom klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, atau Karl Marx meyakini bahwa ilmu ekonomi dan politik tidak terpisahkan. Maka, keterpisahan yang saat ini tengah merajalela dalam ilmu sosial di berbagai negara termasuk Indonesia tentu menimbulkan berbagai tanda tanya. Lantas, bagaimana ilmu ekonomi-politik bertransformasi menjadi ekonomi? Sejak kapan ilmu ekonomi memisahkan diri dari ilmu politik? Konteks seperti apa yang menyebabkan terpisahnya kedua ilmu itu? Apa implikasinya bagi analisa ilmu ekonomi dan ilmu sosial-politik? Bagaimana implikasinya bagi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat?
Mari mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut di MAP Corner-Klub MKP UGM pada hari Selasa, 20 Februari 2018 pukul 15.00 WIB di Lobi Magister Administrasi Publik UGM (Fisipol UGM unit II, Sekip). Diskusi tersebut akan dipantik oleh Max Lane (Institute of Southeast Asia Studies, Singapore) dan Revrisond Baswir (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM).